Anthony Fokker
Anthony Fokker lahir di Blitar, 6 April 1890 dimana ayahnya, Herman Fokker Sr, adalah seorang pemilik perkebunan kopi. Pada usia empat tahun, dia dibawa pulang ke Amsterdam untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Meski demikian, Fokker yang dekat dengan alam, rupanya tidak terlalu berminat dengan sekolah, sehingga suatu waktu, bersama kawannya Frits Cremer, meninggalkan sekolah dan membuat ban anti bocor yang ternyata hak patennya sudah diperoleh oleh seorang berkebangsaan Perancis, yang baru dia ketahui setelah mencoba mendaftarkan patennya.
Oleh ayahnya, Fokker dikirimkan ke Jerman pada tahun 1910 untuk mempelajari bidang otomotif, namun Fokker hanyabetah sehari, lalu pindah ke Mainz dan masuk sekolah mengemudi yang ternyata kemudian mengajarkan konstruksi pesawat terbang dan menerbangkannya.
Rupanya kegiatan tersebut menarik perhatiannya, karena setiap murid dianjar untuk merancang pesawat terbang. Namun kemudian Fokker merasa kegiatan ini tidak memuaskannya. Alasannya, sekolah itu memiliki beberapa mobil tetapi tidak punya pesawat untuk mengajarkan terbang. Apalagi dirasakannya, pengetahuan gurunya dalam penerbangan, dinilainya tidak lebih dari muridnya. Akhirnya bersama Franz von Daum, temannya yang kemudian diajaknya bekerja sama membuat pesawat terbang, meninggalkan sekolah itu.
Fokker dikenal sebagai ilmuwan perancang pesawat yang dikenal dengan nama Spin atau Laba-Laba dengan menggunakan biaya dari orang tuanya dan dari Von Daum, temannya yang menjadi perwira angkatan darat yang berlatar belakang ekonomi yang cukup kaya. Dimana biaya terutama digunakan untuk membeli mesin.
Rupanya kegiatan tersebut menarik perhatiannya, karena setiap murid dianjar untuk merancang pesawat terbang. Namun kemudian Fokker merasa kegiatan ini tidak memuaskannya. Alasannya, sekolah itu memiliki beberapa mobil tetapi tidak punya pesawat untuk mengajarkan terbang. Apalagi dirasakannya, pengetahuan gurunya dalam penerbangan, dinilainya tidak lebih dari muridnya. Akhirnya bersama Franz von Daum, temannya yang kemudian diajaknya bekerja sama membuat pesawat terbang, meninggalkan sekolah itu.
Fokker dikenal sebagai ilmuwan perancang pesawat yang dikenal dengan nama Spin atau Laba-Laba dengan menggunakan biaya dari orang tuanya dan dari Von Daum, temannya yang menjadi perwira angkatan darat yang berlatar belakang ekonomi yang cukup kaya. Dimana biaya terutama digunakan untuk membeli mesin.
Pesawat rancangannya pada akhir 1910 selesai dibuat namun tidak berumur panjang, sempat hop atau melayang namun kemudian von Daum yang menerbangkannya menabrak pohon, yang mengakibatkan pesawat hancur dan tidak dapat diperbaiki. Namun mesinnya kemudian diambil dan dipasangkan pada pesawat Spin atau Laba-laba yang kedua. Akan tetapi pesawat itu, ketika diterbangkan oleh Van Daum, menabrak hingga hancur. Sejak itu Fokker memutuskan kerjasamanya dengan Van Daum.
Pesawat Spin atau laba-laba yang ketiga dibuat dan dengan itu Fokker kemudian belajar terbang. Setelah memiliki kemampuan terbang, Fokker mengabarkan kepada orang tuanya dan dia mendesak kepada ayahnya untuk mengusahkan izin untuk mengadakan demonstrasi terbang di Haarlem, Belanda bertepatan dengan hari ulang tahun Ratu Belanda. Kegiatan Demonstrasi terbang Anthony Fokker terlaksana pada tahun 1911 diatas langit Amsterdam. Dalam acara tersebut, Fokker mengadakan Joy Flight atau atau terbang perkenalan dengan meminta pembayaran sekedarnya untuk menumbuhkan minat kedirgantaraan sekaligus merebut hati ayahnya. Fokker kemudian melihat kesempatan bisnis baru di dalamnya.
Anthony Fokker lahir di Blitar, 6 April 1890 dimana ayahnya, Herman Fokker Sr, adalah seorang pemilik perkebunan kopi. Pada usia empat tahun, dia dibawa pulang ke Amsterdam untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Meski demikian, Fokker yang dekat dengan alam, rupanya tidak terlalu berminat dengan sekolah, sehingga suatu waktu, bersama kawannya Frits Cremer, meninggalkan sekolah dan membuat ban anti bocor yang ternyata hak patennya sudah diperoleh oleh seorang berkebangsaan Perancis, yang baru dia ketahui setelah mencoba mendaftarkan patennya.
Oleh ayahnya, Fokker dikirimkan ke Jerman pada tahun 1910 untuk mempelajari bidang otomotif, namun Fokker hanyabetah sehari, lalu pindah ke Mainz dan masuk sekolah mengemudi yang ternyata kemudian mengajarkan konstruksi pesawat terbang dan menerbangkannya.
Rupanya kegiatan tersebut menarik perhatiannya, karena setiap murid dianjar untuk merancang pesawat terbang. Namun kemudian Fokker merasa kegiatan ini tidak memuaskannya. Alasannya, sekolah itu memiliki beberapa mobil tetapi tidak punya pesawat untuk mengajarkan terbang. Apalagi dirasakannya, pengetahuan gurunya dalam penerbangan, dinilainya tidak lebih dari muridnya. Akhirnya bersama Franz von Daum, temannya yang kemudian diajaknya bekerja sama membuat pesawat terbang, meninggalkan sekolah itu.
Usahanya menarik perhatian kalangan militer Kekaisaran Jerman. Ketika pecah Perang Dunia I, Fokker telah menjual hampir 4000 pesawat kepada militer, belum termasuk rancangannya yang telah dibuat oleh pabrik-pabrik pesawat terbang yang lain yang kemudian tercatat sekitar 40 jenis pesawat. Ialah yang mengorganisasi produksinya. Sebagian besar dibuat oleh staf konstruksi. Yang paling mencolok adalah mekanisme terminasi yang memungkinkan pilot menembakkan senapandengan baling-baling pemutar. Fokker mendapat bantuan dari seseorang yang mengalahkan Morane (buatan Perancis) dengan peralatan primitif dari jenis yang sama (ditemukan oleh Raymond Saulnier). Ketika digabungkan ke Fokker Eindecker yang terkenal, penggunaan mesin kendali tangkai dorong itu menuju pada fase superioritas udara Jerman yang dikenal sebagai Fokker Scourge.
Karena pesawat dan produk kedirgantaraannya banyak dimanfaatkan oleh Kekaisaran Jerman, maka kemudian ketika Perang Dunia I selesai, dia mendapat tuduhan sebagai penghianat. Padahal sebelum perang, selain Kekaisaran Jerman, tidak ada negara lain menaruh perhatiannya kepada pesawat atau pun usahanya.
Seusai perang, Tonny pun membawa pesawat-pesawat dan peralatannya pulang ke Belanda. Kemudian mendirikan N.V. Koninklijke Nederlandse Vlietuigenfabriek Fokker di Amsterdam dengan membuka pabrik dan bengkel di Amsterdam Utara. pada tahun 1919 tepatnya pada tanggal 21 Juli 1919. Industri pesawat terbang yang didirikannya kemudian dikenal sebagai Fokker.
Seusai perang, Tonny pun membawa pesawat-pesawat dan peralatannya pulang ke Belanda. Kemudian mendirikan N.V. Koninklijke Nederlandse Vlietuigenfabriek Fokker di Amsterdam dengan membuka pabrik dan bengkel di Amsterdam Utara. pada tahun 1919 tepatnya pada tanggal 21 Juli 1919. Industri pesawat terbang yang didirikannya kemudian dikenal sebagai Fokker.
Di Tanah Airnya, Belanda, Fokker membuat pesawat F.2 yang kemudian dikenal sebagai Fokker F.2 yang dirancang sebagai pesawat penumpang. Kemudian Fokker F.VII yang kemudian menjadi pesawat yang cukup laris sebagai pesawat penumpang, yang kemudian memungkinkan maskapai penerbangan Belanda KLM menguasai seluruh jangkauan Eropa, termasuk juga pesawat yang menjadi armada KNILM, maskapai penerbangan Hindia Belanda (kini Indonesia).
Kemudian pesawat yang berhasil dibuat adalah Fokker F.18 yang kemudian memecahkan rekor penerbangan ke Batavia (Jakarta sekarang), lalu Fokker F.20 yang dapat dilipat rodanya. Keseluruhannya hingga 28 tipe pesawat hingga pada tahun 1927-1933, Fokker benar-benar menguasai pasar untuk tipe pesawat angkut dan bahkan perusahaan-perusahaan penerbangan di Amerika Serikat pada periode tersebut banyak menggunakan pesawat Fokker.
Anthony Fokker meninggal pada tahun 1939 di New York, Amerika Serikat dalam usia 49 tahun. Ia tidak sempat melihat bagaimana kemudian pabriknya dihancurkan pada Perang Dunia II, dan kemudian bangkit kembali melalui peran pewarisnya yang membangunnya perlahan demi perlahan dan menjadi perusahaan industri persawat yang cukup diperhitungkan di dunia kedirgantaraan, hingga akhirnya dinyatakan bangkrut pada tahun 1996.
(Sumber: wikipedia.org)