Sultan dengan kekayaan Rp 261 triliun ini sangat dermawan. Dia tak segan membantu rakyatnya yang kesusahan.
aceda - Pria itu duduk di buritan sampan. Tangannya tangkas memegang kemudi. Mengendalikan perahu yang melaju perlahan, menyusuri Sungai Brunei.
Dia tak sendiri. Beberapa penumpang tampak terlibat pembicaraan hangat, mendengar cerita si tukang perahu. Kepada penumpang yang ternyata pelancong asal Indonesia itu, tukang perahu bercerita tentang kehidupan pribadi dan negerinya, Brunei Darussalam.
“Saya dapat 10 ribu Dollar Brunei (sekitar Rp 95 juta) dari Sultan untuk membeli engine perahu ini,” kata tukang perahu. Sepanjang perjalanan tiada habisnya dia merasa berhutang budi pada penguasa Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah.
Sebelum menjadi tukang perahu, pria itu mengaku hanyalah pengangguran. Kemudian dia berinisiatif menulis surat kepada sang Sultan. Mengadukan nasib keluarga. Ternyata pesan itu dibalas dengan bantuan.
“Sultan kasih yang tidak kerja. Saya punya anak sebelas. Tak ada kerja,” katanya dalam video amatir itu.
Sultan Hassanal Bolkiah yang diceritakan tukang perahu itu adalah penguasa tertinggi negeri kecil di ujung utara Pulau Kalimantan. Dia berkuasa atas Brunei Darussalam sejak 4 Oktober 1967.
Sultan ke-29 Brunei ini memang sangat kaya raya. Disebut-sebut menerima warisan kekayaan dari sang ayah, Omar Ali Saifuddin III, sebesar US$ 40 miliar (sekitar Rp 530 triliun).
Setelah hampir setengah abad memimpin, harta keluarga itu perlahan berkurang. Tapi mungkin inilah yang disebut ‘kekayaan tak habis hingga tujuh turunan’. Dua tahun silam, laman The Richest menulis kekayaan bersih Sultan Bolkiah mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 261,5 triliun.
Jumlah itu menempatkannya sebagai raja ke dua terkaya sedunia. Angkanya dibawah Bumibol Adulyadej, Raja Thailand yang memiliki harta mencapai US$ 30 atau sekitar Rp 392 triliun. Namun dari deretan penguasa muslim, kekayaan Raja Brunei masih nomor wahid.
Aset Sultan Bolkiah tak hanya terhampar di dalam negeri. Melainkan juga tersebar di luar negara. Sebut saja rumah mewah di California, Amerika Serikat. Harganya mencapai US$ 48 juta atau sekitar Rp 627,7 miliar. Selain itu, ada pula aset di Las Vegas dan negara lainnya.
***
Perahu masih melaju. Sang nakhkoda terus melanjutkan kisah kedermawanan Sultan Brunei. Tukang perahu yang masih memiliki tanggungan lima anak dan satu istri ini mengaku juga mendapat bantuan 70 ribu Dollar Brunei atau sekitar Rp 664 juta untuk lima tahun sebagai biaya hidup sehari-hari.
“Setiap lima tahun habis, sambung lagi, sambung lagi. Mesti tidak kerja, kalau kerja tidak boleh,” kata dia.
Keluaraga lain yang kurang mampu juga mendapat bantuan seperti tukang perahu itu. Sultan Bolkiah juga selalu membagi-bagikan uang saat hari besar umat Muslim. “Setiap hari raya, Isra Miraj, selalu dikasih duit. Kalau Maulid, hanya makanan free,” beber sang tukang perahu.
Sultan Bolkiah memang kerap membuka pintu Istana Nurul Iman, yang dibangun dengan biaya Rp 4,5 triliun, untuk rakyatnya. Berbagai acara, baik kenegaraan maupun keagamaan, selalu digelar dengan meriah di istana dengan lantai seluas 2.152.782 kaki persegi itu. Saat perayaan itulah Sultan Bolkiah menunjukkan berbagai koleksi harta bendanya.
Salah satunya, mobil Rolls-Royce berlapis emas. Mobil itu kerap dipakai berparade. Dipamerkan di depan rakyat Brunei yang berdiri di sepanjang jalan. Dengan gagah, sang sultan menunggang kuda besi berlapis emas 24 karat tersebut.
Itu baru satu. Dalam garasi raksasanya masih tersimpan ribuan mobil mewah kelas dunia. Menurut Guiness World Records, Sultan Bolkiah memiliki 600 mobil Rolls-Royce, 450 lebih Ferrari, dan 134 Koenigseggs. Total koleksi itu diperkirakan lebih dari 7.000 buah. Nilainya lebih dari US$ 789 juta atau sekitar Rp 10 triliun.
***
Untuk membantu rakyatnya, Sultan Bolkiah membentuk Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah (YSHHB) pada 5 Oktober 1992. Yayasan ini menyalurkan bantuan dalam berbagai bidang, mulai keagamaan hingga pendidikan.
“Kalau saya tidak punya pekerjaan, saya nulis surat ke Sultan menceritakan keadaan saya. Tidak boleh bohong,” kata tukang perahu itu.
Surat-surat yang masuk itu lantas diperiksa oleh staf yayasan sebelum masuk ke istana untuk disetujui Sultan Bolkiah. “Lalu setelah petugas kerajaan memeriksa kebenaran isi surat saya, saya diberi bantuan biaya hidup.”
Kemurahan hati Sultan Bolkiah tak hanya untuk rakyatnya saja. Bapak 12 anak itu juga kerap memberikan bantuan kepada warga di negara lain.
Lihat saja saat terjadi gempa dan tsunami tahun 2004 di Aceh. Sultan Bolkiah menjadi pemimpin negara pertama yang menjejakkan kaki di bumi Serambi Mekah itu. Sumbangan sebesar Rp 23,5 miliar degelontorkan sultan melalui yayasan yang dia bentuk.
“Sultan punya firasat dia mementingkan rakyat, bikin senang rakyat,” tukang perahu itu memuji pemimpinnya.